Dino Arla
Seorang anak adalah bunga citra dan perhiasan berharga bagi orang tuanya, dan orang tua adalah penyejuk dan peredam kehampaan hati bagi anaknya. “4 Desember 1994” hari dimana aku menghirup udara untuk pertama kalinya dan menentukan kemana aku harus melangkah. Apakah aku harus terus menangis seperti saat pertama aku dilahirkan ataukah aku harus tertawa melihat ibuku yang sudah bertaruh nyawa untuk melahirkanku ? Ini adalah pertanyaan besar dan aku tak ingin menjawabnya. Aku hanya ingin menjawab dan berkata kepada ibuku tercinta bahwa aku akan membuatnya tertawa dan tidak akan pernah membiarkannya menangis karena ibuku adalah seseorang yang selalu membuat aku tertawa ketika aku tersesat dalam lingkaran hitam kehidupan.
Kehadiran diriku ini bukan hanya karena ibuku tetapi juga karena ayahku. Ayah yang selalu mendukung, memberi ketegasan tentang kerasnya roda kehidupan dan selalu menyalakan semangatku ketika kobaran jiwa di hatiku padam. “Dino Arla”, delapan huruf penuh makna hasil lantunan lidah yang diberikan oleh ayah kepadaku agar aku bisa mewujudkan impiannya berdasarkan makna dari namaku tersebut. Penuh harap, cita-cita dan kebahagiaan yang dirasakan oleh ayahku ketika aku berada di pangkuannya dengan sedikit elusan manja betapa sayangnya ayah kepadaku. Hingga kini aku tumbuh besar dan mulai mengenal diriku meskipun aku menyadari belum ada kebahagiaan yang dapat aku berikan kepada mereka.
“ Suatu hal yang ingin aku capai dan raih saat ini bukanlah sebuah tujuan, cita-cita dan pencapaian. Tetapi yang aku inginkan adalah ketenangan, kesabaran dan kegigihan dalam mencapai ketinggian dan kebahagiaan dengan selalu menatap ke bawah dan mengingat bahwa aku berasal dari mereka. “

Segenap pemikiran yang aku rangkai di balik kehidupan saat ini aku tuangkan dalam kertas putih penuh tinta kusam dengan makna keras nan kritis, karena bagaimanapun juga pemikiran dari generasi pemuda adalah pemikiran yang terbaik untuk membangun kehidupan yang gelap ini.
Sekilas aku telah menulis semua rangkaian yang tergambar di dalam otakku hingga kau pun mengerti inilah diriku, sesungguhnya apa yang aku tulis semua ini adalah tentang kepribadian hidupku yang telah terpendam di dalam lubang yang dalam. Semakin hari kian berisi dan penuh hingga aku curahkan semuanya sampai tak ada satupun yang tersisa dan berharap mereka, kalian dan semua mengerti tentang aku dan hidupku. Aku yang selalu ingin hidup bersama tulisan-tulisanku, aku yang selalu ingin menghilangkan kekacauan dan kecurangan yang semakin banyak melanda negeri ini sampai akhirnya para tikus-tikus kotor itu sadar bahwa apa yang mereka lakukan saat ini hanyalah dunia saja tanpa berpikir tentang perkembangan negeri ini. Yakin, sabar dan penuh harapan selalu tertuang di dalam diriku sampai aku yakin bahwa semua ini adalah suatu kehidupan yang sangat indah di balik roda kemenangan yang akan selalu menghampiri orang-orang  yang bercita-cita.
Kemarin biarkanlah sebagai sebuah kenangan, hari esok adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi dengan pasti, dan hari ini adalah sebuah hadiah yang terbaik buat perubahan hari-hari kemarin dan merupakan bekal untuk mengawali hari esok dengan persiapan yang sangat matang hingga tercapailah sebuah tujuan dan kemenangan. Tujuan dan  kemenangan yang aku maksud disini bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan cara yang salah tetapi tujuan dan kemenangan yang diperoleh dengan cara-cara yang benar lagi sederhana tanpa harus menyakiti dan menzalimi saudara sendiri.
Aku adalah orang yang selalu mempertahankan kebenaran. Jikalau itu adalah “BENAR”, maka akan kupertahankan dan kuperjuangkan kebenaran tersebut meskipun banyak rintangan yang menghalangiku. Akan tetapi sebaliknya, jika aku berhadapan dengan kesalahan maka akan kulawan sekalipun itu hal yang kecil.
Generasi yang diharapkan bangsa ini adalah generasi yang dapat menimbulkan perubahan untuk bangsanya, bukan generasi yang hanya bicara saja tapi tidak melakukan tindakan dan upaya dalam melawan kesalahan.  Oleh karena itu, moral dan iman harus kita tanamkan di lahan subur hati kita guna mencapai generasi yang diharapkan bangsa ini.
Aku hanyalah manusia biasa yang sangat banyak memiliki kekurangan, tetapi aku berjuang dan berusaha menghadapi itu semua dengan komitmen, kesabaran, dan kerja keras karena aku menganggap bahwa aku adalah orang yang sangat berarti buat bangsa dan bumi ini. Seseorang yang akan membawa perubahan dan perbaikan buat bangsanya. Seseorang yang belajar dari kesalahan dan pengalaman untuk memperoleh kebenaran bukan seseorang yang ingin kebenaran tetapi tidak menyadari kesalahannya. Seseorang yang akan berjuang untuk mencapai puncak dengan selalu memandang kebawah bukan seseorang yang berharap mencapai puncak tetapi tidak memandang kebawah. Seseorang yang akan berkarya di tengah persaingan kreativitas. Dan seseorang yang akan mengukir tulisan menjadi bermakna hingga akhirnya aku berkata, “ Aku adalah diriku, tulisan adalah karyaku dan maknanya adalah perbaikan buat bangsaku. “
( Dino Arla, 16 Tahun )